Jumat, 08 Oktober 2010

Akibat MEMBENTUK dengan MEMBENTAK



" Sana sedikit ! " Inas membentak sambil memukul kaki Intan, sudah kali ketiga intan meletakan kaki di atas perut kakaknya, smbari menyedot botol susu. Kemudian, dengan geram Inas mendorong bocah 3 tahun itu hingga terguling kebawah tempat tidur.
Raungan tangis Intan membuat ibu dan ayah tergopah - gopah masuk kamar. Melihat bungsunya terlentang dilantai dan botol susu yang tak lagi digenggamnya, ibu spontan memeluk dan mengangkat Intan. Ayah pun tak tinggal diam, ia memukul kaki Inas.
Bukan hanya itu, mereka memarahi Inas, " Kamu gimana sih Nas, mbok ya, adikmu dijaga ! Kapan sih kamu berubah dan menyayangi adik ?! " kata ibu dengan mata melotot.
Ayah makin marah, ketika ia menoleh ke jam dinding yang menunjukan pukul 9 malam, dan buku - buku komik Inas berserakan diatas dan disekitar tempat tidur. " Sekarang sudah jam berapa Nas ? mau tidur jam berapa kamu ? Besok kan sekolah, kenapa masih baca komik terus ? Ayo tidur ! susah amat sih diatur ! Awas kalau besok terlambat ! "
Bentakan ayah dengan suaranya yang parau membuat Inas cemberut dan cepat - cepat memejamkan mata. Gadis cilik berusia 7 tahun itu perih hatinya.
Ia tak bisa melawan ayah dan ibu, juga tak bisa menerangkan kejadian yang sesungguhnya. Baginya, perbuatan Intan sangat menjengkelkan. Seenaknya saja Intan melayangkan kaki ke atas perut Inas, berkali - kali pula. Perutku kan tipis dan kecil, nanti kalu pecah gimana ?
Ia juga merasa orang tuanya tidak adil. Sebelum meninggalkan kamar, ibu menghibur Intan sambil mengecup dahinya. Sementara Ia sama sekali tak diindahkan. Ayah dan ibunya meninggalkan dirinya dengan bentakan menyakitkan yang masih terngiang-ngiang ditelinganya.
Tanpa terasa, air matanya menetes. Inas akhirnya tertidur dan bermimpi buruk. Dalam tidurnya, Inas menangis terisak isak.
Ketika trbangun, Inas masih meraakan suasani hati yang tidak enak. Dilihatnya Intan yang masih terlelap, mulutnya terdapat sisa susu yang mengering, mengingatkan Inas pada bentakan yang menakutkan semalam.
Esok harinya, Inas kembali dibentak kedua orang tuanya untuk bersikap baik pada adiknya dan bicara sopan. Kata-kata yang tidak mengenakan ini Ina peroleh karena ia membentak Intan yang tidak sengaja menginjak bukunya dilantai.
Bagaimana mungkin, Inas bisa bersikap lembut dan berkata baik pada adikny, ementara ayah dan ibu senantiasa berkata keras kepadanya? Dapatkah Ina kecil menjadi kakak yang berkata lembut, opan dan berikap baik kepada adik ? sementara dirinya dibesarkan dengan bentakan ayah dan ibu ?
Inas, begitu pula anak-anak kita, hanya MENIRU APA YANG DIA DAPAT DARI KEDUA ORANG TUANYA, jadi jangan berharap kita mendapatkan anak yang BAIK, SOPAN, LEMBUT DAN RAMAH, pada adik dan kawannya bila kita masih MEMBENTUK mereka dengan cara membentak.

(lihat Al -Qur'an urat Ali Imran (3) ayat 159)

Sumber : Jendela Hati Majalah UMMI

0 komentar:

Posting Komentar